Friday, March 1, 2013

Cerita Wali Yang dianggap Gila

Lain waktu, ada tamu dari Kendal soan kepada Mbah Hamid, singkat cerita, Mbah Hamid menitipkan salam untuk si fulan bin fulan yang kesehariannya berada di Pasar Kendal, menitipkan salam untuk seorang yang dianggap gila oleh masyarakat Kendal.
Fulan bin fulan kesehariannya berada di sekitar pasar dengan pakaian dan tingkah laku persis seperti orang gila, namun tidak pernah mengganggu orang-orang di sekitarnya,
Tamu tersebut bingung kenapa Mbah Hamid sampai menitip salam untuk orang yang di anggap gila oleh dirinya,
Tamu tsb bertanya, “Bukankah orang tersebut adalah orang gila Kyai..??” kemudian Mbah Hamid menjawab, “Beliau adalah Wali Besar yang njaga Kendal, Rohmat Allah turun, Bencana di tangkis, itu berkat beliau, sampaikan salamku”
Kemudian setelah si tamu pulang ke Kendal, menunggu keadaan pasar sepi, dihampirinyalah “orang gila” yang ternyata Shohibul Wilayah Kendal,
“Assalamu’alaikum…” sapa si tamu,
Wali tsb memandang dengan tampang menakutkan layaknya orang gila sungguhan, kemudian keluarlah seuntai kata dari bibirnya dengan nada sangar,
“Wa’alaikumussalam.. ada apa..!!!”
Dengan badan agak gemetar, si tamu memberanikan diri,
berkatalah ia, “Panjenengan dapat salam dari Kyai Hamid Pasuruan, Assalamu’alaikum……”
Tak beberapa lama, wali tersebut berkata,

“Wa’alaikum salam” dan berteriak dengan nada keras,
“Kurang ajar si Hamid, aku berusaha bersembunyi dari manusia, agar tidak diketahui manusia, kok malah dibocor-bocorkan”
“Ya Allah, aku tidak sanggup, kini telah ada yang tahu siapa aku, aku mau pulang saja, gak sanggup aku hidup di dunia”
Kemudian wali tsb membaca sebuah doa, dan bibirnya mengucap, “LAA ILAAHA ILLALLOH… MUHAMMADUR ROSULULLOH”
Seketika itu langsung meninggallah sang Wali di hadapan orang yang di utus Mbah Hamid agar menyampaikan salam, hanya si tamulah yang meyakini bahwa orang yang di cap sebagai orang gila oleh masyarakat Kendal itu adalah Wali Besar, tak satupun masyarakat yang meyakini bahwa orang yang meninggal di pasar adl seorang Wali,
Malah si tamu juga dicap sebagai orang gila karena meyakini si fulan bin fulan sebagai Wali.
Subhanalloh.. begitulah para Wali-Walinya Allah,
saking inginnya ber-asyik-asyikan hanya dengan Allah sampai berusaha bersembunyi dari keduniawian, tak ingin ibadahnya di ganggu oleh orang-orang ahli dunia,
Bersembunyinya mereka memakai cara mereka masing-masing, oleh karena itu janganlah kita su’udzon terhadap orang-orang di sekitar kita, jangan-jangan dia adalah seorang Wali yang “bersembunyi”.
Cerita Mbah Hamid yang saya coba tulis hanyalah sedikit dari kisah perjalanan Beliau, semoga kita, keluarga kita, tetangga kita dan orang-orang yang kita kenal senantiasa mendapat keberkahan sebab rasa cinta kita kepada wali-walinya Allah,
Jadi ingat nasihat Maha Guru kami, Al Quthb Habib Abdulqadir bin ahmad Bilfaqih,
“Jadikanlah dirimu mendapat tempat di hati seorang Auliya”
Semoga nama kita tertanam di hati para kekasih Allah, sehingga kita selalu mendapat nadhroh dari guru-guru kita, dibimbing ruh kita sampai terakhir kita menghirup udara dunia ini, Amin…….. !!!!
Bagi yang ingin mendapatkan keberkahan dari Kyai Abdul Hamid Pasuruan, kunjungilah Haul Beliau, kalau tidak salah , tanggal 23 Februari, bagi yang tahu infonya

Kyai Hamid Pasuruan



 
Suatu ketika seorang habaib dari Kota Malang, ketika masih muda, yaitu Habib Baqir Mauladdawilah (sekarang beliau masih hidup), di ijazahi sebuah doa oleh Al Ustadzul Imam Al Habr Al Quthb Al Habib Abdulqadir bin Ahmad Bilfaqih (Pendiri Pesantren Darul Hadist Malang).
Habib Abdulqadir Blf berpesan kepada Habib Baqir untuk membaca doa tersebut ketika akan menemui seseorang agar tahu sejatinya orang tersebut siapa,orang atau bukan.
Suatu saat Datanglah Habib Baqir menemui seorang Wali min Auliya illah di daerah Pasuruan, Jawa Timur, yang masyhur dengan nama Mbah Hamid Pasuruan.
Ketika itu di tempat Mbah Hamid banyak sekali orang yang soan kepada baliau, meminta doa atau keperluan yang lain,
Setelah membaca doa tersebut kaget Habib Baqir, ternyata orang yang terlihat seperti Mbah Hamid sejatinya bukan Mbah Hamid, Beliau mengatakan, “Ini bukan Mbah Hamid, khodam ini, Mbah Hamid tidak ada disini” kemudian Habib Baqir mencari dimanakah sebetulnya Mbah Hamid,
Setelah bertemu dengan Mbah Hamid yang asli, Habib Baqir bertanya kepada beliau, “Kyai, Kyai jangan begitu, jawab Mbah Hamid: “ada apa Bib..??” kembali Habib Baqir melanjutkan, “kasihan orang-orang yang meminta doa, itu doa bukan dari panjenengan, yang mendoakan itu khodam, Panjenengan di mana waktu itu?” Mbah Hamid tidak menjawab, hanya diam.
Namun Mbah Hamid pernah menceritakan masalah ini kepada Seorang Habib sepuh (maaf, nama habib ini dirahasiakan),
Habib sepuh tersebut juga pernah bertanya kepada beliau,
“Kyai Hamid, waktu banyak orang-orang meminta doa kepada njenengan, yang memberikan doa bukan njenengan, njenengan di mana? Kok tidak ada..?” jawab Mbah Hamid, “hehehee.. kesana sebentar”
Habib sepuh tsb semakin penasaran, “Kesana ke mana Kyai??”

Jawab Mbah Hamid, “Kalau njenengan pengen tahu, datanglah ke sini lagi”
Singkat cerita, habib sepuh tsb kembali menemui Mbah Hamid, ingin tahu di mana
“tempat persembunyian” beliau,

setelah bertemu, bertanyalah Habib sepuh tadi, “Di mana Kyai..?”
Mbah Hamid tidak menjawab, hanya langsung memegang Habib sepuh tadi, seketika itu, kagetlah Habib sepuh, melihat suasana di sekitar mereka berubah menjadi bangunan Masjid yang sangat megah, “di mana ini Kyai..?” Tanya Habib Sepuh, “Monggoh njenengan pirsoni piyambek niki teng pundi..?” jawab Mbah Hamid.
Subhanalloh..!!!
Ternyata Habib Sepuh tadi di bawa oleh Mbah Hamid mendatangi Masjidil Harom.
Habib sepuh kembali bertanya kepada Kyai Hamid, “Kenapa njenengan memakai doa??” Mbah Hamid kemudian menceritakan,
“Saya sudah terlanjur terkenal, saya tidak ingin terkenal, tidak ingin muncul, hanya ingin asyik sendirian dengan Allah, saya sudah berusaha bersembunyi, bersembunyi di mana saja, tapi orang-orang selalu ramai datang kepadaku,
Kemudian saya ikhtiar menggunakan doa ini, itu yang saya taruh di sana bukanlah khodam dari jin, melainkan Malakul Ardli, Malaikat yang ada di bumi, berkat doa ini, Allah Ta’ala menyerupakan malaikatnya, dengan rupaku”.

Habib sepuh yang menyaksikan secara langsung peristiwa tersebut, sampai meninggalnya merahasiakan apa yang pernah dialaminya bersama Mbah Hamid, hanya sedikit yang di ceritakan kepada keluarganya.

KH. Muhammad Kholil





KH. Muhammad Kholil dilahirkan pada 11 Jumadil akhir 1235 Hijrah atau 27 Januari 1820 M di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. Beliau berasal dari keluarga Ulama dan digembleng langsung oleh ayah Beliau. Menginjak dewasa beliau belajar di berbagai pondok pesantren. Sekitar 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, K.H Muhammad Khalil belajar kepada Kyai Muhammad Nur di Pondok-pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok-pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok pesantren Keboncandi. Selama belajar di pondok pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kiyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengannya. Sewaktu menjadi Santri, KH Muhammad Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik (Tata Bahasa Arab). disamping itu juga beliau juga seorang hafiz al-Quran . Belia mampu membaca alqur’an dalam Qira’at Sab’ah (tujuh cara membaca al-Quran).

Pada 1276 Hijrah/1859 M, K.H Muhammad Kholil Belajar di Mekah. Di Mekah K.H Kholil al-Maduri belajar dengan Syeikh Nawawi al-Bantani(Guru Para Ulama Indonesia dari Banten). Di antara gurunya di Mekkah ialah Syeikh Utsman bin Hasan ad-Dimyathi, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad al-Afifi al-Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud asy-Syarwani. Beberapa sanad hadist yang musalsal diterima dari Syeikh Nawawi al-Bantani dan Abdul Ghani bin Subuh bin Ismail al-Bimawi (Bima, Sumbawa). K.H.Kholil Sewaktu Belajar di Mekkah Seangkatan dengan KH.Hasym Asy’ari, KH.Wahab Hasbullah dan KH.Muhammad Dahlan namum Ulama-ulama dahulu punya kebiasaan Memanggil Guru sesama Rekannya, Dan K.H.Muhammad Kholil yang dituakan dan dimuliakan diantara beliau-beliau tersebut.
Sepulang belajar di makkah al mukarromah, K.H. Kholil terkenal sebagai ahli nahwu, fiqih, thariqat ilmu-ilmu lainnya. Untuk mengembangkan pengetahuan keislaman yang telah diperolehnya, K.H Kholil selanjutnya mendirikan pondok pesantren di Desa Cengkebuan, sekitar 1 kilometer arah Barat Laut dari desa kelahirannya. Beliau sadar benar bahwa pada zamannya, bangsanya adalah dalam suasana terjajah oleh bangsa asing yang tidak seagama dengan yang dianutnya. Beliau dan keseluruhan suku bangsa Madura seratus peratus memeluk agama Islam, sedangkan bangsa Belanda, bangsa yang menjajah itu memeluk agama Kristen. Sesuai dengan keadaan beliau sewaktu pulang dari Mekah telah berumur lanjut, tentunya K.H Kholil tidak melibatkan diri dalam medan perang, tetapi mengkaderkan pemuda di pondok pesantren yang diasaskannya. K.H Kholil sendiri pernah ditahan oleh penjajah Belanda karana dituduh melindungi beberapa orang yang terlibat melawan Belanda di pondok pesantrennya. Beberapa tokoh ulama maupun tokoh-tokoh kebangsaan lainnya yang terlibat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak sedikit yang pernah mendapat pendidikan dari K.H Kholil.
K.H.Ghozi menambahkan, dalam peristiwa 10 November, K.H Kholil bersama kiai-kiai besar seperti K.H Bisri Syansuri, K.H Hasyim Asy’ari, K.H Wahab Chasbullah dan Mbah Abas Buntet Cirebon, mengerahkan semua kekuatan gaibnya untuk melawan tentara Sekutu. Hizib-hizib yang beliau-beliau miliki, dikerahkan semua untuk menghadapi lawan yang bersenjatakan lengkap dan modern. Sebutir kerikil atau jagung pun, di tangan kiai-kiai itu bisa difungsikan menjadi bom berdaya ledak besar.
Tak ketinggalan, K.H Kholil mengacau konsentrasi tentara Sekutu dengan mengerahkan pasukan lebah gaib piaraannya. Di saat ribuan ekor lebah menyerang, konsentrasi lawan buyar. Saat konsentrasi lawan buyar itulah, pejuang kita gantian menghantam lawan. ”Hasilnya terbukti, dengan peralatan sederhana, kita bisa mengusir tentara lawan yang senjatanya super modern. Tapi sayang, peran ulama yang mengerahkan kekuatan gaibnya itu, tak banyak dipublikasikan,” papar Kiai Ghozi, cucu KH Wahab Chasbullah ini.
Kesaktian lain dari Mbah Kholil, adalah kemampuannya membelah diri. Dia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tak terpantau mata. ”Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyub,” cerita K.H Ghozi. Para santri heran. Sedangkan beliau sendiri cuek, tak mau menceritakan apa-apa. Langsung ngloyor masuk rumah, ganti baju. Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan K.H Kholil. Dia mengucapkan terimakasih, karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong K.H Kholil.
”Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, K.H Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah. Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu,” papar K.H yang kini tinggal di Wedomartani Ngemplak Sleman ini.
Si antara sekian banyak murid K.H Kholil yang cukup menonjol dalam sejarah perkembangan agama Islam dan bangsa Indonesia ialah K.H Hasyim Asy’ari (pendiri Pondok-pesantren Tebuireng, Jombang, dan pengasas Nahdhatul Ulama / NU) K.H Abdul Wahhab Chasbullah (pendiri Pondok-pesantren Tambakberas, Jombang); K.H Bisri Syansuri (pendiri Pondok-pesantren Denanyar); K.H Ma’shum (pendiri Pondok-pesantren Lasem, Rembang, adalah ayahanda K.H Ali Ma’shum), K.H Bisri Mustofa (pendiri Pondok-pesantren Rembang); dan K.H As’ad Syamsul `Arifin (pengasuh Pondok-pesantren Asembagus, Situbondo).
Sewaktu berada di Mekah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Kh.Muhammad Khalil bekerja mengambil upah sebagai penyalin kitab-kitab yang diperlukan oleh para pelajar. Diriwayatkan bahwa pada waktu itulah timbul ilham antara mereka bertiga, yaitu: Syeikh Nawawi al-Bantani, Kiyai Muhammad Khalil al-Maduri dan Syeikh Saleh as-Samarani (Semarang) menyusun kaedah penulisan huruf Pegon. Huruf Pegon ialah tulisan Arab yang digunakan untuk tulisan dalam bahasa Jawa, Madura dan Sunda. Huruf Pegon tidak ubahnya tulisan Melayu/Jawa yang digunakan untuk penulisan bahasa Melayu.
K.H Kholil, wafat dalam usia yang lanjut 106 tahun, pada 29 Ramadan 1341 Hijrah/14 Mei 1923 M. Hampir semua pesantren di Indonesia mempunyai sanad dengan Pesantren K.H Kholil. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT dan segala kesalahan-kesalahan beliau diampuni oleh Allah SWT. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

SYECH SUBAKIR


SYECH SUBAKIR
Syech Subakir, tidak banyak orang yang tahu siapa sebenarnya sosok tersebut. Tetapi Syech Subakir menjadi tokoh pertama Islam yang datang ke Pulau Jawa, jauh sebelum adanya para Walisongo maupun eranya syech Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishak maupun Syech Maulana Magribi. Konon dahulu kala, Pulau Jawa masih merupakan hutan belantara yang sangat angker. Datanglah seorang syech dari Persia yang bernama Syech Subakir.
Angkernya pulau Jawa itu dipenuhi dengan jin jahat. Kedatangan Syech Subakir ke pulau Jawa asal mulanya hanyalah ingin mensyiarkan Agama Islam. Kedatangan sang syech waktu itu boleh dikatakan sia-sia. Pasalnya, sang syech mengetahui sendiri bahwa masyarakat di tanah Jawa sudah menganut agama tauhid. Orang Islam menyebut Tuhan dengan nama Allah, sedangkan orang Jawa ketika itu menyebut Tuhan dengan sebutan Gusti Pengeran (Tuhan sebagai tempat untuk dingengeri).
Saat itulah sang Syech Subakir merasa bahwa agama Islam maupun apapun yang bersifat tauhid (hanya mengesakan Tuhan) adalah benar, walaupun apa namanya agama tersebut. Lantaran sudah menganut agama tauhid, maka Syech Subakir berniat untuk pulang ke Persia. Namun, beliau mengetahui bahwa pulau Jawa masih labil. Banyak gempa di sana-sini. Bahkan Pulau Jawa terasa berguncang-guncang.
Akhirnya, Syech Subakir menaklukkan keganasan Pulau Jawa tersebut dengan mengalahkan jin-jin yang jahat. Disamping itu, beliau menanam sebuah paku ghaib agar pulau Jawa tidak berguncang-guncang. Setelah paku ditanam, maka pulau Jawa sudah stabil. Konon ada tiga paku yang ditanam oleh Syech Subakir. Salah satu paku ghaib tersebut konon berada di wilayah Magelang.
Tidak ada yang tahu pasti dimana makam syech Subakir. Ada yang mengatakan bahwa beliau wafat di Persia tahun 1462. Tetapi ada yang berpendapat bahwa beliau wafat di pulau Jawa. Yang mana yang benar, Wallahualam.




Spesifikasi Dan Harga Samsung Galaxy Express

Samsung Galaxy Express Harga Dan Spesifikasi

Samsung yang terus menghasilkan produk berkualitas memang perlahan tapi pasti mulai satu persatu mengenalkan produknya kepasaran global. Setelah kemarin mereka mengenalkan Samsung Galaxy Xcover 2 dengan kemampuan tahan air dan bantingnya, kali ini kemunculan Samsung Galaxy Express dipercaya juga akan menjadi andalan dari produsen ini untuk bersaing pada bursa ponsel Mid Level.

Dari segi layar, Samsung Galaxy Express akan menggunakan layar Super Amoled Plus 207 ppi dengan ukuran 4,5 inchi. Samsung akan menggunakan prosesor Dual-core dengan kecepatan 1.2 GHz dan membenamkan kamera 5 MP auto-focus dan LED flash. Tidak lupa dukungan video record 720p dan didukung kamera depan 1,3 MP yang akan menambah kelengkapan spesifikasi ponsel ini.

Segi lainnya yaitu RAM 1 Ghz, memori internal 8 GB dengan kapasitas yang bisa diperluas dengan microSD hingga 32GB, MHL, A-GPS + GLONASS dan terakhir adalah Samsung Galaxy Express juga akan menggunakan sistem android Jelly Bean untuk sistem operasinya. Untuk detail Samsung Galaxy Express silahkan lihat berikut ini.


Spesifikasi Samsung Galaxy Express

Jaringan 2G Network GSM 850 / 900 / 1800 / 1900
3G Network HSDPA 850 / 900 / 2100
4G Network LTE 800 / 900 / 1800 / 2600
SIM Yes
Announced 2013, January
Status Coming soon. Exp. release 2013, Q1
Layar Type Super AMOLED Plus capacitive touchscreen, 16M colors
Size 480 x 800 pixels, 4.5 inches (~207 ppi pixel density)
Multitouch Yes
Tebal Dimensions 132.2 x 69.1 x 9.3 mm (5.20 x 2.72 x 0.37 in)
Weight 139.1 g (4.90 oz)
Audio Alert types Vibration; MP3, WAV ringtones
Loudspeaker Yes
3.5mm jack Yes
Memori Penyimpanan Card slot microSD, up to 32 GB
Internal 8 GB storage, 1 GB RAM
Internet Data GPRS Yes
EDGE Yes
Speed HSPA, LTE
WLAN Wi-Fi 802.11 a/b/g/n, dual-band, Wi-Fi Direct, Wi-Fi hotspot
Bluetooth Yes, v4.0 with A2DP, EDR
NFC Yes
USB Yes, microUSB v2.0 (MHL)
Kamera Primary 5 MP, 2592х1944 pixels, autofocus, LED flash
Features Geo-tagging, touch focus, face detection
Video Yes, 720p@30fps
Secondary Yes, 1.3 MP, 720p@30fps
Fitur OS Android OS, v4.1 (Jelly Bean)
CPU Dual-core 1.2 GHz
Sensors Accelerometer, gyro, proximity, compass
Messaging SMS(threaded view), MMS, Email, Push Mail, IM, RSS
Browser HTML5
Radio TBD
GPS Yes, with A-GPS support and GLONASS
Java Yes, via Java MIDP emulator
Colors White
- SNS integration
- TV-out (via MHL A/V link)
- MP4/WMV/H.264/H.263 player
- MP3/WAV/eAAC+/FLAC player
- Organizer
- Image/video editor
- Document viewer
- Google Search, Maps, Gmail,
YouTube, Calendar, Google Talk, Picasa
- Voice memo/dial/commands
- Predictive text input
Baterai Li-Ion 2000 mAh battery

Harga Samsung Galaxy Express

Belum diketahui karena rencana perilisan ponsel ini baru akan dilakukan pada Mobile World Congress 2013 yang akan digelar di Barcelona, Spanyol dalam waktu dekat ini.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host